A. Studi Tentang Waktu dan Gerak
Setiap kegiatan perusahaan baik milik negara, perserongan maupun lembaga pemerintah selalu dibutuhkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, sehingga tidak terjadi adanya pemborosan waktu dan gerakan yang sebenarnya tidak perlu terjadi, Untuk dapat menentukan standar tersebut perlu adanya analisa gerak dan waktu (time and motion study), karena analisa gerak dan naktu dapat menen- tukan metode kerja yang tepat dan juga waktu standarnya.
Menurut Gilbert (dalam Munandar 2001) dengan therbilgnya yang diciptakan dalam rangka kajian atau analisis waktu dan gerak. Dengan menganalisis gerak tangan dan lengan dari tukang pasang batu tembok, Gilbert mengurangi gerak yang tidak perlu dan berhasil meningkatkan pemasangan batu bata tembok dalam satu jam darin120 batu bata samapai 350 batu bata. Melalui analisis waktu dan gerak gilbert dan rekan-rekannya dsampai pada penyerdahanaan kerja dan pem bakuan kerja
B. Metode Kerja
Setiap orang maupun perusahaan dalam melakukan kegiatan selalu berusaha untuk menentukan metode kerja yang baik, karena dengan metode kerja yang baik akan dapat meningkatkan produkfcifitas kerja yang tinggi. Untuk menentukan metode kerja yang baik, kita harus menyusun Diagram tali (string diagram), Diagram aliran proses dan Diagram simo (simultaneous motion chart)
- Diagram Tali (String Diagram)
diagram tali tidak lain adalah diagram aliran berbentuk khusus, yang mempergunakan tali atau benang untuk mengukur jarak. Oleh karenanya diagram tali harus digambar tepat menurut skala. Diagram tali dimulai dengan mencatat semua fakta yang diperlukan dari pengamatan langsung. Diagram tali ini sering digunakan untuk melengkapi suatu aliran proses, sehingga bersama-sama dapat memberi gambaran yang jelas tentang apa yang sesungguhnya dikerjakan. Diagram tali dapat dipakai untuk mengikuti gerak bahan terlebih-lebih jika perlu diketahui secara mudah jalan yang dilalui bahan itu dan juga diagram tali lebih banyak digunakan untuk meng ikuti gerak pekerja
- Diagram Aliran Proses
Bagan aliran proses ini merupakan kelanjutan dari bagan tali, sebab setelah diketahui proses produksi yang efisien ditentukan dengan diagram tali dan dibuat diagram proses, kemudian kita menentukan aliran proses. Aliran proses itu mencari kegiatan-kegiatan yang harus dihindarkan dan kegiatan- kegiatan yang harus dilakukan, sehingga akan diperoleh aliran proses yang lebih efisien.
3. Bagan Simo (Simultaneous Motion Chart)
Bagan simo ini mencatat tentang gerakan tangan kiri dan kanan pekerja dalam melakukan pekerjaannya serta mencatat waktu yang diperlukan setiap gerakan tangan baik tangan kanan maupun tangan kiri. Bagan ini sangat perlu untuk dibuat, karena dengan bagan ini akan dapat diketahui gerakan ke dua tangan yang tidak efisien yang dapat menimbulkan kelelahan bagi pekerja sendiri dan dapat mengetahui gerakan-gerak an ke dua tangan yang efisien, sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut akan lebih cepat.
Prinsip-prinsip yang digunakan untuk menyusun gerak yang paling ekonomis adalah sebagai berikut :
1). Penggunaan anggota badan.
a) Sedapat mungkin ke dua tangan akan memulai dan menyelesaikan suatu pekerjaan dalam wak tu yang sama.
b) Sedapat mungkin ke dua tangan tidak menganggur secara bersamaan kecuali pada waktu istirahat.
c) Gerak dari tangan hendaknya seimbang dan serentak.
d) Gerak dari tangan dan tubuh sedapat mungkin merupakan gerakan yang serasi, segingga tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan para karyawan.
e) Keseimbangan dari kecepatan dan ketepatan bergerak selalu dijaga sehingga akan sesuai dengan jarak pada urut-urutan tubuh karyawan,
f) Diutamakan menyusun gerakan yang lancar dan rata secara terus menerus sehingga memudahkan karyawan untuk mempelajarinya.
g) Gerakan untuk pemindahan barang dilaksanakan dengan cepat dan semudah mungkin.
h) Pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin diusahakan dalam bentuk gerakan-gerakan normal, simetris dan tidak menyilang.
i) Akomodasi mata sedapat mungkin diusahakan tidak menimbulkan "cepat lelah".
2). Tempat kerja.
a) Semua peralatan yang dipergunakan serta bahan-bahan yang diperlukan ditempatkan secara tetap disekitar tempat karyawan.
b) Peralatan, bahan serta alat pengawasan ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkauoleh karyawan yang mempergunakannya.
c) Perpindahan material; dari gudang ke tempat karyawan sedapat mungkin mempergunakan hukum gaya berat, sehingga menghemat tenaga.
d) Penggunaan "drop deliveries" (pemasukan barang dengan jalan penjatuhan/tempat barang tersebut di bawah karyawan) sedapat mungkin dipergunakan
e) Bahan-bahan dan peralatan diterapatkan dalamlokasi yang baik sehingga karyawan dapat mengambil dengan urutan yang baik.
f) Penerangan hendaknya tepat mengenai obyek kerja karyawan dengan membuat penerangan yang cukup. Sedapat mungkin arah penerangan ini tidak menyilaukan karyawan, dan juga tj; dak mengaburkan penglihatan karyawan.
g) Tingginya tempat kerja dan tempat duduk dibuat secara serasi mungkin sehingga memudah kan karyawan untuk sewaktu-waktu berdiri dan duduk kembali.
h). Ukuran tinggi rendahnya tempat duduk tersebut diusahakan agar dapat dipergunakan oleh seluruh karyawan, sehingga pergantian karyawan tidak memerlukan pergantian peralatan.
3). Penyusunan peralatan dan perlengkapan.
a). Kedua tangan karyawan harus dapat bergerak dengan bebas dan cepat untuk mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan. Bila mermungkinkan dipergunakan perlengkapan/peralatan yang dapat digerakkan/ dipergunakan dengan kaki karyawan.
b). Dua atau lebih dari peralatan-peralatan tersebut digabungkan apabila memungkinkan.
c). Peralatan dan bahan-bahan sedapat mungkin ditempatkan dalam rangkaian yang menguntungkan karyawan.
d). Apabila setiap jari karyawan mempunyai gerakan-gerakan spesifik (misal pekerjaan pengetikan) maka beban dari setiap jari harus didistribusikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas dari masing-masing jari tersebut.
e). Peralatan-peralatan pengukit, palang kayu dan lain sebagainya (kalau ada) ditempatkan tidak jauh dari karyawan, sehingga karyawan dapat mempergunakannya apabila diperlukan tanpa membuang waktu dan tenaga.
Waktu Standar
Setiap pimpinan akan selalu menentukan standar waktu yang dibutuhkan oleh karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan disusunnya waktu standar tersebut akan membantu pimpinan dalam melakukan pengawasan
Waktu standar adalah waktu yang diperlukan bagi seorang karyawan normal untulc menyelesaikan satu unit pekerjaan ditambah cadangan-cadangan waktu yang diperlukan sehingga karyawan tersebut dapat melaksanakan tugas-tugasnya dari hari ke hari
Waktu normal
Pengertian dari waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh karyawan normal untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan tanpa adanya cadangan wak tu apabila terdapat kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses dan lain sebagainya.
Waktu Allowance
Setiap karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan nya tidak mungkin selama menyelesaikan pekerjaan itu, tidak ada waktu kelonggaran atau waktu untuk istirahat guna menghilangkan kelelahan dan ketegang-n seiama mereka bekerja. Wakfcu kelonggaran ini per-lu ditentukan oleh pimpinan dalam menentukan waktu standar, sehingga waktu standar tersebut dapat ditentukan secara tepat karena mempertimbangkan waktu ke-longgaran yang diberikan kepada para karyawan dalam melakukan tugasnya, Alasan waktu kelonggaran ini perlu diperhitung kan antara lain :
a. Perhitungan kelonggaran kecil perlu ditentukan untuk hal-hal yang tak terduga selama kerja, dan diperuntukkan bagi hal-hal yang hanya kadang-kadang terjadi, misalnya waktu untuk mengumpulkan alat dan mengumpulkan bahan yang tidak sering terjadi, sehingga waktunya tidak dapat ditentukan dengan tepat.
b. Perhitungan waktu istirahat bagi orang yang melaksanakan kerja, perlu juga diperhitungkan karena setiap orang yang bekerja terus menerus perlu adanya istirahat utuk menghilangkan rasa lelah, jenuh, minum dll.
c. Tambahan kelonggaran waktu tak terduga untuk penundaan jika perlu.
d. Kelonggaran waktu untuk menganggur (yang tak terpakai) atau gangguan, misalnya pada waktu pekerja harus menunggu selama mesin melaksanakan pekerjaan yang diberikan olehnya, atau selama ia harus menunggu sementara pekerja lainnya melaksanakan sebagian dari operasi.
Penentuan Waktu Standar
Waktu standar ini merupakan sebagai waktu yang bisa digunakan sebagai dasar penentuan standar waktu yang kerja setiap karyawan dalam melaksankan pekerjaannya. Hal ini disebabkan dalam waktu standar sudah mempertimbangkan adanya waktu yang digunakan karyawan dlam melepaskan lemah dalam mereka bekerja. Setelah dapat diperhitungkan waktu normal dan waktu cadangan maka waktu standar dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan waktu normal dangan waktu cadangan (allowance time)
C. KEAMANAN DI BIDANG INDUSTRI DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN DALAM KERJA
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : perilaku yang
tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman , berdasarkan data dari Biro
Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini
adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:
1. sembrono dan tidak hati – hati
2. tidak mematuhi peraturan
3. tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4. tidak memakai alat pelindung diri
5. kondisi badan yang lemah
Tingkat kecelakaan-kecelakaan fatal di negara-negara berkembang empat kali lebih tinggi dibanding negara-negara industri (Soebroto, 2009). Di negara-negara berkembang, kebanyakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi di bidang-bidang pertanian, perikanan dan perkayuan, pertambangan dan industri. Tingkat kesadaran dan pelatihan yang kurang memadai mengenai metode-metode keselamatan kerja mengakibatkan tingginya angka kematian yang terjadi karena kebakaran dan pemakaian zat-zat berbahaya yang mengakibatkan penderitaan dan penyakit yang tak terungkap termasuk kanker, penyakit jantung dan stroke (Taufik ddk,2009). Praktek-praktek ergonomis yang kurang memadai mengakibatkan gangguan pada otot, yang mempengaruhi kwalitas hidup dan produktivitas pekerja (Soebroto,1992). Selain itu, masalah-masalah sosial kejiwaan di tempat kerja seperti stres ada hubungannya dengan masalah-masalah kesehatan yang serius, termasuk penyakit-penyakit jantung, stroke, kanker yang ditimbulkan oleh masalah hormon, dan sejumlah masalah kesehatan mental.
Kecelakaan kerja (dalam Hadiguna,2009) adalah kejadian yang tidak diinginkan dan berpotensi terjadi dimana saja. Adanya kemungkinan kecelakaan kerja disetiap bagian di dalam perusahaan, memungkinkan untuk dilakukan perkiraan potensi tersebut terjadi. Jika suatu gejala ditelusuri, maka sebab-sebabnya akan ditemukan dan beberapa kemungkinan dapat diramalkan. Kemungkinan potensial tersebut dapat diungkapkan, dijabarkan, dan dikendalikan. Keberhasilan mengetahui sumber-sumber penyebab kecelakaan kerja akan memudahkan tindakan pencegahannya. Hal ini berarti keselamatan kerja dapat dikelola seperti halnya fungsi manajemen pada umumnya.
Namun, kecelakaan kerja pada suatu perusahaan atau organisasi dapat dicegah. Yakni, dengan menerapkan Sistem Manajemen K3. Yang dimaksud dengan Sistem Manajemen K3 adalah adalah suatu peraturan yang saling terkait satu dengan yang lainnya, yang membahas tentang hak-hak dan kewajiban seorang tenaga kerja dalam hal keselamatan, dan kesehatan kerja, yang merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik, mental, dan stabilitas emosi seorang/sekelompok tenaga kerja dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Pencegahan kecelakaankerja dalam bidang industri dapat dilakukan dengan cara menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dengan diterapkannya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka kecelakaan kerja akan terminimalisir bahkan akan berkurang. Untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut, dibutuhkan dukungan dari semua pihak, baik pengusaha maupun para karyawannya.
Nita Sri Handayani
10507297 - 3PA05